REPLAY 2006

2006
Greeeeekkkkk.. duar.. duar !!
Rio terbangun kaget. Tubuhnya di atas kasur terombang-ambing seakan ia berada di tengah laut. Seketika
tangannya bepegangan erat pada dipan kasur kayu reot.
“Rio! Cepat keluar!” Ayahnya tergopoh-gopoh membuka kamarnya. Tubuhnya gontai seperti pemabuk,
ke kanan, kekiri, hilang keseimbangan.
“Ayaaah..” Rio memeluk ayah. Ia benar-benar takut dengan apa yang sedang terjadi saat itu.
“Ibu mana yah?” Tanya Rio sambil berjalan perlahan bergandengan dengan ayahnya.
“Ibu sudah ada di depan! Ayo cepat keluar” Ayah Rio terus menggenggam tangan Rio erat-erat.
Greeekk! Pria berusia 35 tahun itu langsung menoleh ke atas. Ia melihat kayu usuk atap rumah tak
berplafon itu akan jatuh.
“Rio awas!!” Teriak ayah Rio. Beliau pasang badan melindunginya. Brak! Kayu besar mendarat
dipunggung ayahnya membuat Ia pingsan dan jatuh ke lantai seketika. Kejadian yang sangat cepat
membuat Rio hanya bisa melongo melihat ayahnya terkapar.
“Ayaah.. Ayah.. Tolong.. Tolong..” Teriak Rio sejadi-jadinya. Sambil menangis parau Rio terus berteriak.
Ayahnya pingsan. Ia bingung harus berbuat apa. Untung saja gempa berskala 6 richter itu mulai berhenti.
Tembok pecah, atap hampir runtuh membuat orang lain tak berani menolong. Rio hanya bisa berteriak.
Tak terpikirkan olehnya apa yang akan terjadi jika mereka terus berada di dalam. Gempa susulan bisa saja
terjadi.
Brakk! Terdengar pintu ruang tamu di dobrak. Bantuan datang ayah, bertahanlah. Ucap Rio dalam hati.
Beberapa orang laki-laki dewasa menerobos masuk rumah Rio yang berantakan tak karuan. Mereka
menghampiri Rio dan ayahnya. Salah satu dari mereka mengecek hidung ayah. Yang lainnya memeluk
Rio yang masih menangis. Menjadi bocah 11 tahun yang harus menghadapi dasyatnya bencana secara
tiba-tiba bukanlah hal yang dia inginkan.
“Masih bernafas. Tanda fital masih bagus. Cepat bawa dragbar kemari” Kata kakak berbaju biru
bertuliskan MDMC melaui handy talky miliknya.
Kakak satunya lagi membopong Rio keluar. Rio melihat sayu ayahnya saat dinaikkan ke dragbar darurat.
Mereka berhasil keluar. Diluar ibu menangis memeluk Rio. Tak henti ibu mengusap rambut Rio yang
berantakan.
“Mas, piye bapakne anakku? Ra opo-opo to?” Ibu Rio terisak.
“Sabar nggih Bu, tim MDMC sek mriki mbeto ambulan” Jawab relawan itu.
Terdengar suara sirine datang bersahut-sahutan. Rio kembali menangis. Ia membayangkan keadaan diluar
yang kacau marau dampak gempa ini. Banyakkah korbannya? Lalu ayahku bagaimana? Apakah bisa
segera tertolong? Suara hati Rio berkecamuk.
Uing uing uing.. ambulan mendekat kearah mereka. Tim relawan segera menaikkan Ayah Rio masuk ke
dalam ambulans. Rio, ibunya dan salah satu relawan ikut serta. Rio melihat kakak penyelamat dengan
tatapan penasaran. Siapa orang yang baik hati ini? Rio memberanikan diri untuk bertanya.
“Kak, Kaka ini siapa?” Tanya Rio sedikit malu-malu.
“Kakak ini tim relawan dari MDMC Dek..” Kakak tampan itu menjawab sambil tersenyum.
“MDMC? Apa itu kak?” Rio penasaran
“MDMC itu Muhammadiyah Disaster Management Center, jadi semacam relawan penanggulangan
bencana. Seperti saat gempa begini Dek, kami bergerak menolong korban yang membutuhkan.” Jelas
kakak relawan. Rio mengangguk.
“Kakak hebat sekali, mau menolong kami, padahal yang lain gak berani” tambah Rio.
“Ya, itu karena kami para relawan telah mendapatkan pelatihan kebencanaan Dek. Oh iya, nama kamu
siapa Dek? Tanya kakak itu.
“Namaku Rio Kak, kalau Kakak siapa?”
“Panggil aja kak Dewa”
“Terimakasih kak Dewa”
“Sama-sama..” kak Dewa tersenyum lebar.
Sesampainya di PKU Yogyakarta, Ayah Rio segera diberikan pertolongan. Dengan sigap tim relawan
MDMC memindahkan beliau yang masih tergeletak lemas ke IGD. Dokter terlihat sibuk kesana kemari
memeriksa pasien. Rumah sakit benar-benar kebanjiran pasien. Bencana alam gempa sungguh meluluh
lantahkan Ngayogyakarta serta meninggalkan banyak korban. Termasuk Ayah Rio. Tahun 2006 Gempa
Yogyakarta, tahun pilu sekaligus tahun penuh berkah. Tahun dimana setiap orang menangis kehilangan
harta dan nyawa namun sekaligus tahun saat setiap orang berlomba-lomba saling menjaga, saling
menolong. Terkadang bersamaan dengan bencana Allah memberikan pula keberkahan didalamnya.
Ladang pahala bagi korban jika bersabar, pun juga ladang pahala bagi yang membantu. Rio duduk
termangu di kursi rumah sakit melihat lalu lalang kesibukan tenaga medis dan rewalan saling bahu
membahu. Ia bertekad suatu hari nanti Ia pun dapat bermanfaat bagi orang lain.
2022
“Rio!” Panggilan itu terdengar tidak asing.
Rio menoleh mencari-cari sumber suara.
“Hai, aku disini!” Kata lelaki paruh baya yang nampak berdiri di depan kantor PDM itu.
“Rio merespon dan melambaikan tangannya. Selang setelahnya ia pun berlari menghampirinya”
“MasyaAllah, Pak Dewa..” Rio memeluk
Ia mengajak sang inspiratornya masuk dan mengobrol bersama. Ya, sekarang Rio melanjutkan
perjuangan Pak Dewa sebagai relawan MDMC yang siap, sigap menanggulangi bencana.
“Bagaimana kabar Ayah dan Ibu ?” tanyanya.
“Alhamdulillah sehat Pak. Berkat pertolongan Pak Dewa waktu itu kini Ayahku masih bisa menghirup
nikmatnya nafas kehidupan” Jawabku sambil merona bahagia.
“Ah itu, karena Allah. Saya hanya sebagai perantara semata. Oh ya, kamu kenapa disini ?” Tuturnya
“Sekarang saya kerja di MDMC juga Pak. Itu karena saya pengen seperti Bapak yang bisa membantu dan
bisa bermanfaat untuk banyak khalayak.” Jelasku.
“Wah iya to ??? Alhamdulillah”. Tawa kita pun pecah disana.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

SERAGAM KEBANGGAAN

Sore ini kutegapkan tubuh kecilku di depan cermin. Ku kaitkan satu persatu kancing baju yang telah ibu siapkan di atas tumpukan  kain yang tertata rapi dalam almari kamarku. Yah, berbicara tentang rapi. Ibuku memang jagonya. Setiap sudut rumah hampir tak pernah ada benda yang berserakan. Pokoknya untuk masalah kebersihan ibuku bisa dibilang paling the best.

Baca selengkapnya...

REPLAY 2006

2006Greeeeekkkkk.. duar.. duar !!Rio terbangun kaget. Tubuhnya di atas kasur terombang-ambing seakan ia berada di tengah laut. Seketikatangannya bepegangan erat pada dipan kasur kayu reot.“Rio! Cepat keluar!” Ayahnya tergopoh-gopoh membuka kamarnya. Tubuhnya gontai seperti pemabuk,ke kanan, kekiri, hilang keseimbangan.“Ayaaah..” Rio memeluk ayah. Ia benar-benar takut dengan apa yang sedang terjadi saat itu.“Ibu mana yah?” Tanya

Baca selengkapnya...

10 NASIHAT YANG MENYELAMATKAN

  Chapter 1# PENTINGNYA NASIHAT Pentingnya Nasihat Manusia adalah makhluk yang lemah dan mudah lupa. Pada satu waktu ia berbuat baik, namun pada waktu lain berbuat buruk. Suatu saat ia ingat, pada saat lain lupa. Pada satu waktu ia benar, pada waktu lain salah. Di sinilah pentingnya nasihat dan saran untuk mengingatkan. Melalui nasihat, orang

Baca selengkapnya...